Tuesday, April 30, 2019

Konfigurasi L2TP & IPSec pada Mikrotik


Assalamualaikum Wr.Wb.

A. PENDAHULUAN

    Hai sobat, masih dengan dirimu yang dulu atau kah sudah selangkah lebih maju? Ayo bangkit dan maju kawan, karena ini untuk masa depanmu. Seperti biasa saya akan sharing kegiatan saya untuk hari ini yakni masih dengan Mikrotik yang akan saya pelajari sekaligus praktekkan kemudian diimplementasikan dalam bentuk nyata yakni Konfigurasi VPN dengan L2TP dan IPSec. Oke langsung saja kawan, pasti udah penasaran banget kan?

B. LATAR BELAKANG

      Untuk menghubungkan perangkat Router yang berjarak sangat jauh dan tidak memungkinkan untuk menggunakan media kabel maka VPN (Virtual Private Network) sangat berfungsi sekali disini. L2TP merupakan salah satu jenis VPN yang lebih aman dari PPTP pada postingan yang sebelumnya, karena pada L2TP ini merupakan pengembangan atau adpatasi dari PPTP. Untuk lebih aman lagi maka menggunakan IPSec.

C. TUJUAN

   Supaya paham dan mengerti cara melakukan konfigurasi L2TP dengan IPSec baik pada Server maupun Client pada perangkat Mikrotik serta mampu mengimplementasikannya pada dunia nyata.

D. WAKTU

    25 Menit pemahaman dan konfigurasi.


E. ALAT & BAHAN
  1. 2 Laptop.
  2. 2 Router.
  3. Kabel UTP Straight untuk menghubungkan Router ke Laptop.
F. PEMBAHASAN

    L2TP (Layer 2 Tunneling Protocol) merupakan salah satu jenis VPN (Virtual Private Network) yang bekerja pada layer 2 dimana L2TP ini adalah hasil penegembangan dari PPTP. L2TP bekerja dan menggunakan port UDP 1701 untuk melakukan komunikasi. Dalam penggunaanya hampir sama dengan PPTP, namun biasanya untuk menambah tingkat keamanannya sering dikombinasikan dengan IPSec. Berikut ini topologi yang saya buat untuk melakukan konfigurasi VPN L2TP & IPSec.





    Nah untuk melakukan konfigurasi L2TP beserta IPSec ini kita harus melakukan konfigurasi baik di Server maupun Client. Oke, langsung saja ke langkah-langkah konfigurasinya antara lain:

Server

1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah antara Server dan Client harus terhubung ke ISP yang sama. Untuk itu disini saya menggunakan media WIFI untuk terhubung ke ISP, dengan cara kita tembak terlebih dahulu ke WIFI ISP yang digunakan untuk media tunnel ini. Jangan lupa samakan Security Profilenya ya sobat.






2. Dapatkan IP dari ISP dengan cara DHCP Client yakni masuk ke menu IP >> DHCP Client >(+).


 

3. Langkah selanjutnya langsung ke konfigurasi PPP dengan masuk ke menu PPP >> Interface >> Tab L2TP Server >> Centang Enable >> Apply & OK.




4. Atur  Secret dengan cara masuk ke menu PPP >> Tab Secret >> Isikan Nama, Password, Local & Remote Address >> Apply & OK. Local Address adalah IP yang dibuat untuk kita sedangkan Remote Address merupakan IP Router untuk Client supaya terhubung ke Server.





5. Langkah selanjutnya adalah melakukan setting pada IPSec, yakni pada Tab Proposal dan Peers. Pada tab Peers diisikan nama yang akan diisikan oleh Client dan juga isikan IP Remote Address.






6. Lakukan Routing ke Router Client dengan cara masuk menu IP >> Routes >> (+) >> Isikan IP Local Router Client dengan Gateway IP Tunnel.






 Client

1. Sama seperti pada Server, untuk Client juga harus terhubung ke ISP.





2. Masuk ke menu L2TP kemudian menuju Tab Interface lalu klik (+) dan pilih PPTP Client. Isikan IP dari ISP pada Server, jangan lupa isi user dan password yang telah dibuat di Server tadi.



3. Lihat pada Addresses, pastikan sudah ada IP tunnel yang telah dibuat.







4. Selanjutnya adalah masuk ke settingan IPSec dengan masuk ke Tab Polices dan Proposals.




5. Lakukan Static Routing ke Router Server dengan cara masuk ke menu IP >> Routes >> (+) >> Isikan IP Lokal pada Server dengan gateway IP Tunnel.





Test Koneksi



1. Cek pada Router Server di menu PPP pada Tab Interface dan  Tab Active Connections, pastikan ada daftar perangkat yang terhubung.

2. Cek pada menu IPSec pada Tab Police pada opsi General dan Action, pastikan sudah ada daftar perangkat yang terhubung dengan simbol "DA".






2. Test ping pada Router Server ke IP yang telah dibuat untuk L2TP ini yakni IP Remote Address yaitu 192.168.20.2, kemudian IP Lokal pada Router dan juga Laptop pada Router Server yakni 192.168.30.2.





3. Test ping dari Router Client yakni ping ke IP L2TP yaitu 192.168.20.1 kemudian juga ping ke IP Lokal Router dan juga Laptop pada Router Client yaitu 192.168.88.5.






4. Jika sudah bisa saling terhubung sesuai indikator di atas, maka konfigurasi yang dilakukan sudah benar.

5. Selesai.


G. KESIMPULAN

      Kesimpulan dari materi yang telah dibahas adalah bahwa L2TP ini merupakan salah satu jenis VPN yang aman karena hasil dari adaptasi atau pengembangan dari PPTP dan disini juga menggunakan IPSec yang akan meningkatkan keamanannya.

H. REFERENSI
   http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=152

I. PENUTUP

  Demikian sedikit ulasan dari saya tentang Melakukan Konfigurasi VPN yakni L2TP dan IPSec pada Mikrotik. Semoga bermanfaat bagi kalian semua, baik ingin dipraktekkan atau hanya untuk referensi. Mohon kritik dan sarannya. Sampai jumpa di postingan saya yang berikutnya. Jangan lupa tetap kunjungi blog saya yaa. Terimakasih.


Wassalamualaikum Wr.Wb.







Monday, April 29, 2019

Konfigurasi PPTP pada Mikrotik


Assalamualaikum Wr.Wb.

A. PENDAHULUAN

Hai sobat, masih dengan dirimu yang dulu atau kah sudah selangkah lebih maju? Ayo bangkit dan maju kawan, karena ini untuk masa depanmu. Seperti biasa saya akan sharing kegiatan saya untuk hari ini yakni masih dengan Mikrotik yang akan saya pelajari sekaligus praktekkan kemudian diimplementasikan dalam bentuk nyata dengan Konfigurasi VPN yakni PPTP. Oke langsung saja kawan, pasti udah penasaran banget kan?



B. LATAR BELAKANG

Untuk menghubungkan perangkat Router yang berjarak sangat jauh dan tidak memungkinkan untuk menggunakan media kabel maka VPN (Virtual Private Network) sangat berfungsi sekali disini. PPTP merupakan salah satu jenis VPN yang sederhana dan mudah untuk dikonfigurasikan.



C. TUJUAN

Supaya paham dan mengerti cara melakukan konfigurasi PPTP baik pada Server maupun Client pada perangkat Mikrotik serta mampu mengimplementasikannya pada dunia nyata.




D. WAKTU

25 Menit pemahaman dan konfigurasi.




E. ALAT & BAHAN
  1. 2 Laptop.
  2. 2 Router.
  3. Kabel UTP Straight untuk menghubungkan Router ke Laptop.



F. PEMBAHASAN

PPTP merupakan singkatan dari Point to Point Tunneling Protocol dimana jenis protokol tunnel ini sangat umum digunakan. PPTP bekerja pada layer 3 dengan menggunakan port TCP 1723 dan IP Protocol 47/GRE.


Topologi yang saya buat untuk konfigurasi PPTP ini yaitu seperti pada gambar di bawah ini.




Nah untuk melakukan konfigurasi VPN PPTP ini kita harus melakukan konfigurasi baik di Server maupun Client. Oke, langsung saja ke langkah-langkah konfigurasinya antara lain:

Server

1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah antara Server dan Client harus terhubung ke ISP yang sama. Untuk itu disini saya menggunakan media WIFI untuk terhubung ke ISP, dengan cara kita tembak terlebih dahulu ke WIFI ISP yang digunakan untuk media tunnel ini. Jangan lupa samakan Security Profilenya ya sobat.




2. Dapatkan IP dari ISP dengan cara DHCP Client yakni masuk ke menu IP >> DHCP Client >(+).


  
3. Langkah selanjutnya langsung ke konfigurasi PPP dengan masuk ke menu PPP >> Interface >> Tab PPTP Server >> Centang Enable >> Apply & OK.


4. Atur PPP Secret dengan cara masuk ke menu PPP >> Tab Secret >> Isikan Nama, Password, Local & Remote Address >> Apply & OK. Local Address adalah IP yang dibuat untuk kita sedangkan Remote Address merupakan IP Router untuk Client supaya terhubung ke Server.



5. Lakukan Routing ke Router Client dengan cara masuk menu IP >> Routes >> (+) >> Isikan IP Local Router Client dengan Gateway IP Tunnel.



 Client

1. Sama seperti pada Server, untuk Client juga harus terhubung ke ISP.




2. Masuk ke menu PPP kemudian menuju Tab Interface lalu klik (+) dan pilih PPTP Client. Isikan IP dari ISP pada Server, jangan lupa isi user dan password yang telah dibuat di Server tadi.




3.  Lakukan Static Routing ke Router Server dengan cara masuk ke menu IP >> Routes >> (+) >> Isikan IP Lokal pada Server dengan gateway IP Tunnel.




4. Pastikan reaceable.

Test Koneksi

1. Cek pada Router Server di menu PPP pada Tab Interface dan  Tab Active Connections, pastikan ada daftar perangkat yang terhubung.




2. Test ping pada Router Server ke IP yang telah dibuat untuk PPTP ini yakni IP Remote Address yaitu 192.168.10.2, kemudian IP Lokal pada Router dan juga Laptop pada Router Server.





3. Test ping dari Router Client yakni ping ke IP PPTP yaitu 192.168.10.1 kemudian juga ping ke IP Lokal Router dan juga Laptop pada Router Client.


4. Jika sudah bisa saling terhubung sesuai indikator di atas, maka konfigurasi yang dilakukan sudah benar.

5. Selesai.



G. KESIMPULAN

Kesimpulan dari materi yang telah dibahas adalah bahwa PPTP ini merupakan salah satu jenis VPN yang sederhana dan mdah untuk dikonfigurasikan baik di sisi Server maupun Client. Dengan PPTP ini sangat membantu administrator jaringan dalam menghubungkan perangkat yang tidak berada dalam satu tempat (jauh) menjadi seolah-olah terhubung dalam satu tempat dengan bantuan ISP.



H. REFERENSI

http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=43



I. PENUTUP

Demikian sedikit ulasan dari saya tentang Melakukan Konfigurasi VPN yakni PPTP pada Mikrotik. Semoga bermanfaat bagi kalian semua, baik ingin dipraktekkan atau hanya untuk referensi. Mohon kritik dan sarannya. Sampai jumpa di postingan saya yang berikutnya. Jangan lupa tetap kunjungi blog saya yaa. Terimakasih.


Wassalamualaikum Wr.Wb.







Saturday, April 27, 2019

Evaluasi Minggu ini


Assalamualaikum Wr.Wb.




A. PENDAHULUAN

Hai Guys!, apa kabar?, pastinya baik-baik saja kan?, semoga kita senantiasa diberikan kerahmatan dan kebesaran-Nya serta selalu diberikan kesehatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan yang diberikan-Nya.Untuk hari ini saya akan sharing tentang kegiatan yang saya lakukan selama satu hari di BLC TELKOM KLATEN. Nah, hari ini adalah hari Sabtu yakni jadwal evaluasi kami terkait program kerja (planning) yang telah disusun untuk kegiatan yang akan dilakukan selama satu minggu ini.



B. LATAR BELAKANG

Dalam penyusunan sebuah program kerja (planning) seharusnya ada tolak ukur dalam penyusunan program kerja tersebut. Dalam satu minggu ini apakah apa yang dilakukan sudah sesuai dengan program kerja (planning) yang telah disusun sebelumnya, maka dari itu kami melakukan evaluasi ini untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan kendalanya dalam melakukan kinerjanya.



C. TUJUAN

Supaya setelah menyelesaikan sebuah pekerjaan (project), kita tahu bagaimana hasil kerjanya tersebut, apakah sudah sesuai dengan target yang diinginkan, dan apa saja kendala yang dialami. Dari kegiatan evaluasi ini, kita sampaikan apa saja kendala yang kita alami sehingga apabila ada yang pernah mengalaminya bisa memberikan sebuah bantuan kepada kita dan untuk project yang berikutnya sudah tidak akan mengalami kendala tersebut lagi.



D. WAKTU

09.10-10.25.



E. ALAT DAN BAHAN

     -

 

F. PEMBAHASAN


Hari ini adalah hari sabtu dimana saya dan teman-teman wajib untuk melakukan Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama satu minggu ini. Hari Sabtu ini khusus dijadwalkan untuk Evaluasi dari kami dan disharingkan kepada teman-teman. Saat melakukan Evaluasi, kami wajib untuk menunjukkan hasil kerja kami selama satu minggu ini, baik berupa hasil kerjanya atau dokumentasinya yakni blog kami masing-masing. Disamping itu kami harus menyampaikan kendala yang dialami selama mengerjakan program kerja yang telah disusun. Sehingga dari teman-teman bisa memberikan massukan baik kendala dari diri sendiri maupun kendala di project itu sendiri.

Untuk evaluasi kali ini saya mencoba untuk mengevaluasi diri saya mulai dari awal saya di BLC TELKOM KLATEN sampai 4 bulan disini. Evaluasi saya ini saya lakukan bersama Mbah Suro dan kedua teman saya. Saya merasa bahwa saat ini saya bingung dan tidak tahu arah kemana lagi saya akan berjalan, memang akhir ini saya merasa pesimis dan bosan terhadap apa yang telah saya lakukan. Seperti yang dikatakan Mbah bahwa ketika ingin mencapai sesuatu harus tau kenapa memilih tujuan tersebut, tahapan yang harus dilakukan itu seperti apa, serta kita harus tau titik pusat kita yakni kita sudah sampai dimana sih kita untuk mencapai tujuan kita tersebut. Nah, untuk masalah yang kami alami adalah tidak tahu dimana sih titik pusat kita saat ini. Maka dari itu, pada konsultasi ini kami meminta arahan kepada Mbah Suro Dhemit selaku pembimbing kami. Kemudian Mbah bertanya kepada kami, "kalian meminta arahan tapi tidak tahu titik pusat kalian itu dimana?, jika kamu ingin tahu arah yang benar itu kemana, kalian harus tahu terlebih dahulu titik pusat kalian itu dimana". Misalkan kita mau ke Jogja, kemudian kita tidak tahu kita itu posisinya dimana, kan bingung untuk arah selanjutnya itu kemana kan?. Apabila kita sudah tahu titik pusat kita maka kita tahu setelah ini apakah  ke Barat, Timur, Selatan, ataukah Utara.

Setelah sekitar 1 jam kami berbincang kepada Mbah, saya mulai terfikir bagaimana jika kita tidak tahu titik pusat kita namun sudah punya tujuan? dan saya tanyakan kepada Mbah. Kemudian Mbah menjawab bahwa jika kita sudah punya tujuan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengerjakan tahapan yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, apabila ketika kita sudah mengerjakan sebagian dari tahapan tersebut kita kehilangan arah atau bisa disebut dengan kehilangan titik pusat tersebut namun masih ingin mencapai tujuan tersebut tanpa mengikuti arah yang benar itu merupakan langkah yang sangat salah. Kita akan berjalan tidak sesuai dengan arah yang benar maka kita akan tersesat dan marah serta bingung pada diri kita sendiri. Maka dari itu, tentukan dimana titik pusat kita dan apa yang harus dilakukan dengan arah yang benar.

   


G. KESIMPULAN

Evaluasi kali ini sangat membantu saya ketika saat ini saya kehilangan arah karena kehilangan titik pusat. Nah, saya mendapat saran dari Mbah bahwa saya harus menemukan titik pusat saya terlebih dahulu.



H. REFERENSI

Mbah Suro Dhemit.



I. PENUTUP

Demikian sedikit ulasan dari saya tentang kegiatan Evaluasi pada Sabtu ini. Semoga bermanfaat bagi kalian semua, baik untuk referensi maupun wawasan. Mohon kritik dan sarannya. Sampai jumpa di postingan saya yang berikutnya. Jangan lupa tetap kunjungi blog saya yaa. Terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.




















Friday, April 26, 2019

Jenis Mode pada Wireless di Mikrotik


 Assalamualaikum Wr.Wb.




A. PENDAHULUAN

    Hai kawan, bertemu lagi dengan saya dengan beberapa kegiatan yang akan saya sharingkan yakni dengan kegiatan hari ini di BLC TELKOM KLATEN. Bagaimana kawan dengan kabarmu hari ini? Pastinya baik-baik saja kan? Pasti penasaran kan hari ini saya ngapain, nah untuk hari ini saya akan sharing tentang jenis-jenis Mode pada Wireless di Mikrotik. Langsung simak yaa..

B. LATAR BELAKANG

   Banyak jenis mode pada Wireless yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan, namun dari saya pribadi belum bisa menerapkan semua jenis mode pada wireless di Mikrotik. Nah, disini saya akan sharing tentang macam-macam mode pada wireless di Mikrotik.
   
C. TUJUAN
  
    Supaya paham dan mengerti tentang semua jenis mode pada Wireless di Mikrotik dengan penggunaanya itu seperti apa, kemudian mampu mengimplementasikannya dalam dunia nyata.

D. WAKTU

     08.00-16.00.

E. ALAT & BAHAN
  1. Laptop.
  2. Routerboard Mikrotik dengan Wireless.
  3. Kabel UTP Straight untuk menghubungkan Laptop ke Router

F. PEMBAHASAN

    Pada perangkat Mikrotik ada beberapa interface yang tersedia, diantaranya ada interface Ether dan interface Wireless. Misalnya pada Mikrotik Routerboard 941, pada perangkat ini terdapat 4 interface Ether dan 1 interface Wireless. Pada interface Wireless ada beberapa mode Wireless yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan. Mode pada wireless tersebut tidak semuanya digunakan karena tidak semua mode wireless support dengan layer 2 bridging terutama disaat Router dengan mode Station (penerima).

    Berikut ini merupakan jenis-jenis mode pada Wireless di Mikrotik, antara lain:

1. Mode Alignment Only

    Mode Alignment Only ini merupakan mode pada Wireless yang digunakan untuk proses pointing yakni membantu dengan memberikan indikator beeper atau buzzer pada Routerboard itu sendiri, disini indikator yang diberikan adalah berupa bunyi.
 
2. Mode AP-Bridge

    Mode Ap-Bridge ini digunakan untuk memancarkan sinyal yang nantinya akan ditangkap oleh Routerboard yang menggunakan mode Station. Dimana Routerboard berperan sebagai pemancar pada Routerboard yang lain untuk memberikan koneksi ke jaringan tersebut. Biasanya mode ini digunakan untuk koneksi jaringan Point to Multipoint. Untuk menggunakan mode ini Routerboard yang digunakan harus berlisensi level 4.

3. Mode Bridge
   
    Mode ini fungsinya hampir sama dengan mode Ap-Bridge, hanya saja pada mode ini digunakan untuk koneksi jaringan Point to Point yakni hanya ada dua pihak yaitu Client dan Server. Untuk menggunakan mode ini Routerboard yang digunakan harus berlisensi level 3.

4. Mode Nstream Dual Slave

    Dengan menggunakan mode ini jaringan yang berjalan bisa stabil dan lebih cepat daripada ketika tidak menggunakan mode Nstream. Namun, mode ini hanya bisa digunakan untuk perangkat Mikrotik saja. Untuk menggunakan mode ini di setiap perangkat Mikrotik harus ada 2 antena dan 2 wireless card.

5. Mode Station

    Mode Station biasa disebut dengan wireless penerima dari pemancar baik untuk Point to Point maupun untuk Point to Multipoint. Kelebihan dari mode ini yakni support untuk bagian wireless baik di sisi client pemancar maupun penerima yang tidak membutuhkan bridging.

6. Mode Station-Bridge

    Mode Station-Bridge hampir sama dengan mode Station yang digunakan untuk penerima, namun untuk mode ini cocok dan efisien untuk sisi client yang membutuhkan proses bridging. Mode Station-Bridge ini hanya bisa digunakan untuk perangkat Mikrotik saja.

7. Mode Station-Psudobridge

    Mode ini merupakan mode hasil dari pengembangan dari mode Station, namun pada mode Station-Psudobridge ini support untuk sisi client yang menggunakan proses bridging. Kekurangan dari mode ini yakni pada layer 2 tidak bisa mengoptimalkan proses bridging yakni MAC Address tidak bisa terdetect di sisi Pemancar.

8. Mode Station-Psudobridge-Clone

   Mode ini hampir sama dengan mode Station-Psudobridge, mode ini menutupi kekurangan dari mode Station-Psudobridge. Nah, yang tadinya pada mode Station-Psudobridge MAC Address tidak bisa terbaca, dengan mode ini MAC Address pada sisi client bisa terbaca.

9. Mode Station-WDS

    Mode ini digunakan untuk sisi penerima (station) dari sebuah pemancar yang mengaktifkan protokol WDS. Apabila menggunakan protokol WDS akan mengurangi throughput wireless hingga 50%, disamping itu protokol WDS antara vendor satu dengan yang lain belum tentu compatible.

10. Mode WDS-Slave

    Mode ini bisa digunakan sebagai pemancar maupun penerima yang biasa disebut dengan repeater. Apabila ingin mengkonfigurasikan serta membangun repeater tetapi hanya ada 1 wireless card, mode ini sangat cocok dan efisien untuk hal ini.


F. KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat saya ambil dari postingan kali ini adalah dari banyaknya jenis mode Wireless pada Mikrotik ini sangat membantu kita dalam mengatur wireless pada koneksi yang akan disebarkan. Setiap mode memiliki fungsinya masing-masing. Jika mode yang dipasang salah maka tidak akan berjalan.

G. REFERENSI
   
      Modul MTCNA 2012.

H. PENUTUP

    Oke sobat, sekian sedikit Ilmu dari sharing kali ini, semoga apa yang saya paparkan bisa bermanfaat bagi kalian semua baik untuk wawasan, referensi, maupun diimplementasikan dalam dunia nyata. Jika ada kesalahan mohon dikoreksi ya sobat. Sampai jumpa di postingan saya yang berikutnya. Terimakasih.

 
Wassalamualaikum Wr.Wb.






Thursday, April 25, 2019

IP Bindings Hotspot pada Mikrotik


Assalamualaikum Wr.Wb.






A. PENDAHULUAN

Hai kawan, bertemu lagi dengan saya dengan beberapa kegiatan yang akan saya sharingkan yakni dengan kegiatan hari ini di BLC TELKOM KLATEN. Bagaimana kawan dengan kabarmu hari ini? Pastinya baik-baik saja kan? Pasti penasaran kan hari ini saya ngapain, nah untuk hari ini saya akan sharing tentang fitur yang ada pada Hotspot di Mikrotik yakni IP Bindings. Langsung simak yaa..




B. LATAR BELAKANG

Pada hotspot kita yang sudah disetting pastinya kita ingin supaya hotspot yang kita buat dan kita konfigurasikan dapat terlindungi dari perangkat yang tidak diijinkan untuk terhubung. Nah, sebenarnya ada banyak fitur di Mikrotik yang digunakan untuk keamanan jaringan, untuk kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara mengamankan atau memanagement hotspot pada Mikrotik menggunakan IP Bindings.



C. TUJUAN

Supaya paham dan mengerti apa itu IP Bindings dan kegunaannya, serta mampu melakukan konfigurasinya kemudian diimplementasikan dalam dunia nyata.



D. WAKTU

08.00-16.00. 



E. ALAT & BAHAN
  1. Laptop.
  2. Routerboard Mikrotik dengan Wireless.
  3. Kabel UTP Straight untuk menghubungkan Laptop ke Router


F. PEMBAHASAN
 
     Pada beberapa tempat umum (public) sekarang biasanya sudah tersedia hotcpot seperti di mall, kafe, sekolah, kantor, dan masih banyak lagi. Hotspot ini biasanya digunakan atau disediakan secara gratis tanpa dipungut biaya, namun ada beberapa tempat yang diberikan keamanan untuk perangkat mana saja yang bisa terhubung yakni dengan memberikan halaman login hotspot. Nantinya si user akan mengisi username dan password pada halaman ini supaya bisa terhubung ke melalui hotspot tersebut. Kali ini kita akan membahas tentang IP Bindings yakni fitur pada Hotspot di Mikrotik yang berfungsi untuk mengatur user yang nantinya kana terhubung melalui hotspot tersebut dengan melakukan login username dan password tadi. Untuk menggunakan fitur IP Bindings ini kita harus tahu MAC Addrees dari perangkat yang akan kita atur tersebut. Oke langsung saja ke prakteknya ya kawan.

1. Blocked

Blocked ini merupakan tipe untuk mengatur user dengan Mac Address yang telah diisikan pada kolom diatasnya supaya tidak mendapatkan akses atau layanan dari hotspot.


Nah, apabila perangkat dengan MAC Address seperti di atas menghubungkan perangkatnya ke hotspot tersebut, maka tidak bisa terhubung (keblock).

2. Bypassed

MAC Address yang didaftarkan kemudian dipilih dengan tipe Bypassed akan dibypass, artinya user tersebut tidak akan melakukan proses autentikasi baik username maipun password.





3. Regular

Tipe regular ini akan mengatur user dengan MAC Address yang telah dituliskan untuk melakukan proses autentikasi layaknya user pada umumnya ketika login di halaman login hotspot. Biasanya tipe regular ini digunakan untuk mengalokasikan ip address untuk terhubung hanya dan khusus ke host tertentu.



IP Bindings juga bisa dilakukan terhadap host yang aktif yakni host yang telah terhubung ke hotspot tersebut. Dengan memilih host yang aktif tersebut kemudian klik Make Binding.





F. KESIMPULAN

Dari postingan ini dapat disimpulkan bahwa fitur IP Bindings pada Mikrotik ini sangat membantu administrator jaringan dalam memanagement atau mengatur user yang menggunakan hotspot yang dikelola.
   



G. REFERENSI
   
Modul MTCNA 2012.




H. PENUTUP

Demikian sedikit ulasan dari saya tentang Melakukan Konfigurasi Bridge pada Mikrotik. Semoga bermanfaat bagi kalian semua, baik ingin dipraktekkan atau hanya untuk referensi. Mohon kritik dan sarannya. Sampai jumpa di postingan saya yang berikutnya. Jangan lupa tetap kunjungi blog saya yaa. Terimakasih.



Wassalamualaikum Wr.Wb.