Tuesday, October 15, 2019

Studi Kasus Pengalamatan IP pada Jaringan


Assalamualaikum Wr.Wb.



A. PENDAHULUAN
   
   Hai kawan,bagaimana kabarmu hari ini?. Nah,untuk hari ini saya akan membahas sedikit tentan Subnetting. Sebenarnya untuk maslah subnetting ini pernah saya bahas pas postingan sebelumnya. Dan untuk kali ini saya hanya akan mengulas sedikit tentang hal itu dan setelah itu saya akan memberikan contoh studi kasus beserta pembahasannya. Oke langsung saja kita bahas.

B. LATAR BELAKANG

   Pada saat membangun sebuah jaringan pastinya kita harus tau bagaimana cara menentukan IP Address pada setiap device-device yang terdapat didalamnya. Untuk selama ini saya masih bermain di dunia virtual dan belum masuk ke dunia nyatanya, yang artinya virtual. Sama halnya dengan pengalamatan IP Address ini, saya masih belum tahu bagaimana penerapannya dalam dunia nyata. Maka dari itu, disini saya akan memberikan contoh studi kasus dari hal tersebut.

C. TUJUAN

    Tujuan dari pembahasan studi kasus ini adalah agar pembaca dapat melakukan subnetting dengan baik dan benar serta dengan cara yang mudah difahami, disamping itu supaya pembaca lebih mempunyai gambaran tentang bagaimana pengalamatan IP Address di dunia nyatanya.

D. PEMBAHASAN

  IP atau biasa disebut dengan Internet Protocol ini merupakan sebuah protocol yang adadi dalam jaringan komputer yang berfungsi untuk melakukan pengalamatan paket data.

Sistem pengalamatan IP menggunakan sitem binary dan sistem penomorannya dimulai dari 0. Contoh bilangan binary yaitu :

11111111.11111111.11111111.11111111 Bilangan biner disamping jika ditampilkan dalam bentuk desimal atau bilangan biasa adalah 255.255.255.255.

Contoh lain seperti
11000000.10101000.00001010.00000111 → 192.168.10.7
Dalam melakukan subnetting hal pertama yang harus diketahui adalah subnet mask,yaitu penulisan jumlah bit subnet mask yang digunakan,dimana penggunaanya terdapat garis miring (/).Contoh tabel subnet mask yaitu seperti pada gambar di bawah ini:


Contohnya yaitu jika IP nya adalah 192.168.30.25/24 maka Subnet Mask nya adalah 255.255.255.0
Untuk tahapan dalam melakukan Subnetting pada kelas C,hal-hal yang harus dilakukan antara lain yaitu:

1. Menentukan jumlah IP yang tersedia dalam subnet mask.
Misal IP nya 192.168.40.10/29,subnet mask nya 255.255.255.248 maka jumlah IP nya adalah 256-248 = 8.Berarti IP 192.168.40.10/29 memiliki total IP sebanyak 8.

2. Menentukan blok IP dengan melihat IP yang di subnetting dengan jumlah IP pada blok yang sesuai subnet mask.
Kita ambil contoh dari atas,total jumlah IP nya kan 8 berarti blok nya antara lain:
blok 1 → 192.168.40.0 – 192.168.40.7
blok 2 → 192.168.40.8 – 192.168.40.15
blok 3 → 192.168.40.16 – 192.168.40.23 dan seterusnya.
Dan IP 192.168.40.10/29 berada di blok 2.

3. Menentukan Network ID
IP awal yang digunakan sebagai identifikasi jaringan.
Karena IP 192.168.40.10/29 berada pada blok 2 maka network ID nya adalah 192.168.40.8

4. Menentukan Gateway
Analoginya gateway adalah pintu atau gerbang untuk semua IP.
Penggunaan gateway bisa dilakukan bebas dengan catatan masih menggunakan IP host yang tersedia.
Maka Gateway dari IP 192.168.40.10/29 adalah 192.168.40.9

5. Menentukan Broadcast ID
Merupakan IP akhir yang digunakan untuk menhubungkan semua IP host.
Karena tadi berada di blok 2 maka Broadcast ID pada IP 192.168.40.10 /29 adalah 192.168.40.15

6. Menentukan Host IP yang bisa digunakan
Pada host IP yang tidak boleh digunakan adalah Network ID dan Broadcast ID.Karena IP 192.168.40.10 /29 berada pada blok 2 maka host ID yang dapat digunakan adalah 192.168.40.9 s/d 192.168.40.14.


Contoh Studi Kasus

Sebuah kampus di Kota Denpasar yaitu Kampus Emerald International dengan 3 lantai. Pada lantai kedua terdapat 3 lab. Lab pertama diketahui memiliki blok alamat IP Address kelas C yang dimulai dengan alamat 192.168.1.0/26. Kampus Emerald International ini memerlukan 3 buah subblok alamat, di mana setiap sub blok menggunakan subnet yang berbeda. Perianciannya : subblok pertama dengan 8 alamat IP (untuk dosen), subblok kedua dengan 16 alamat IP (untuk mahasiswa praktikum), dan subblok ketiga dengan 16 alamat IP (untuk mahasiswa ujian).
Tuliskan range alamat IP beserta dengan subnet masing-masing. Gunakan log untuk memudahkan Anda di dalam melakukan perhitungan.

Pembahasannya :

Pahami terlebih dahulu mengenai log. Tanda ^ artinya pangkat.
           Contoh : 2^3 = 8     =    log^2 8 =3.
Di dalam jaringan jumlah Subnet Mask (bit) tidak kurang dari 32.
Lihat angka 26 di bagian belakang pada alamat awal di 192.168.1.0/26. Angka ini menyatakan Prefix Length atau jumlah bit yang dapat ditandai pada jaringan komputer untuk alokasi alamat berbasiskan IP Address. Ini berarti jumlah alamat IP yang bisa di alokasikan untuk perusahaan adalah 2 (32-26) = 2(6)= 64 buah alamat IP. Karena alamat awal dimulai dari 192.168.1.0, maka alamat terakhir untuk dapat mencapai jumlah IP sebanyak 256 buah adalah 192.168.1.64.
Urutkan dari yang besar ke kecil. Di karenakan supaya mudah dalam melakukan pengalamatannya. Yaitu dari 16 blok, 16 blok, dan 8 blok. 16 bloknya bisa di ambil dari ruang 3 ataupun 2 karena jumlah bloknya sama banyak. Berhubung setiap subbloknya dengan permintaan jumlah IP sudah genap (merupakan perpangkatan dua). Dikatakan genap bisa dilihat pada jumlah IP masing-masing subblok, yaitu 8 blok = 2^3, 16 blok = 2^4. Jadi tidak perlu lagi melakukan penggenapan.
              III = 16 = 2^4
               II = 16  = 2^4
                I  = 8     = 2^3

 Range IP  pada subblok III dengan 16 buah subblok
          Karena alamat IP yang pertama adalah 192.168.1.0/26, maka alamat IP terakhir pada subblok ke III yaitu 192.168.1.15. 15 disini berawal dari = 16 buah blok dihitung dari 0-15, jika dihitung dari 0-15 maka bloknya berjumlah 16 buah. Kemudian 0+15=15.
Untuk menentukan subnet masknya, dilakukan dengan cara perhitungan 32 – log ^2 16 = 32-4= 28. 32 ini merupakan jumlah subnet masknya (bit). Jadi, untuk sub blok ketiga yang diminta oleh Kampus Emerald International adalah 192.168.1.0/28 – 192.168.0.15/28.

 Range IP  pada subblok II dengan 16 buah subblok
   Karena IP ada blok ketiga berakhir pada alamat 192.168.0.15, maka pada blok kedua ini dimulai dengan alamat IP 192.168.0.16. Seperti cara pada blok ketiga untuk mengetahui alamat IP yang terakhir (16+15 = 31), sehingga alamat IP terakhirnya = 192.168.0.31. Untuk menentukan subnet masknya, dilakukan dengan cara perhitungan 32 – log ^2 16 = 32-4= 28. 32 ini merupakan jumlah subnet masknya (bit). Jadi, untuk sub blok ketiga yang diminta oleh Kampus Emerald International adalah 192.168.1.16/28 – 192.168.0.31/28.

  Range IP  pada subblok I dengan 8 buah subblok
Karena IP ada blok kedua berakhir pada alamat 192.168.0.31, maka pada blok pertama ini dimulai dengan alamat IP 192.168.0.32. Seperti cara pada blok kedua untuk mengetahui alamat IP yang terakhir (32+7 = 39), sehingga alamat IP terakhirnya = 192.168.0.40. Untuk menentukan subnet masknya, dilakukan dengan cara perhitungan 32 – log ^2 8 = 32-3= 29. 32 ini merupakan jumlah subnet masknya (bit). Jadi, untuk sub blok ketiga yang diminta oleh Kampus Emerald International adalah 192.168.1.32/29 – 192.168.0.39/29.



E. KESIMPULAN
    Dalam melakukan Subnetting ini akan membantu meminimalisir pemborosan IP dan rute yang akan ditempuh menjadi dekat dan cepat sehingga proses pengiriman data akan berlangsung dengan lancar dan data selamat sampai tujuan dengan sempurna (tidak ada kerusakan). Dan untuk implementasi dalam dunia nyatanya yakni kita harus teliti dan cermat dalam menentukan IP yang akan digunakan pada setiap device, karena apabila kita tidak tepat dalam menentukan IP yang akan digunakan, akan berdampak negatif pada transmisi jaringan yang berjalan.

F. REFERENSI


G. PENUTUP

   Oke kawan,itulah sedikit ulasan tentang pengalamatan IP Address dan contoh studi kasusnya. Semoga bermanfaat bagi kalian semua.Mohon kritik dan sarannya.Terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.


Monday, October 7, 2019

Konfigurasi Routing Statik pada Packet Tracer




A. TUJUAN

   Assalamualaikum kawan, apa kabar kalian? pastinya baik-baik saja kan? semoga kita senantiasa diberikan kerahmatan dan kebesaran-Nya serta selalu diberikan kesehatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan yang diberikan-Nya. Sudah sekitar 3 bulan saya tidak menulias postingan di blog, nah untuk sekarang saya akan sharing tentang Konfigurasi Routing Statik pada Packet Tracer, untuk itu langsung simak baik-baik yaa. Tujuan dari konfigurasi ini adalah supaya pembaca paham dan mengerti bagaimana cara melakukan konfigurasi Routing Statik pada Packet Tracer.

B. DASAR TEORI

     Routing Statik merupakan sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing statik pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer.  Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam  forwarding  table  di  setiap router yang berada di jaringan tersebut.
   Dalam melakukan konfigurasi Static Route dilakukan secara manual yakni seorang administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi.Routing statis ini sangat tidak efisien jika digunakan pada jaringan berskala besar karena sangat membuang waktu seorang administrator jaringan dalam mengupdate table routing

 
C. PERALATAN
  1. Aplikasi Cisco Packet Tracer.
  2. PC (Personal Computer).

D. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

   Untuk melakukan konfigurasi Routing Statik ini saya menggunakan topologi seperti pada gambar di bawah ini.




Langkah-langkah dalam melakukan konfigurasi tersebut antara lain:
1. Buatlah topologi seperti pada gambar di atas dengan 2 Router, 2 Switch,dan  4 PC.
2. Masukan IP sesuai dengan tabel seperti di bawah ini

Device
Interface
IP Address
PC 0
Interface Fa0/0
20.20.20.2/24
PC 1
Interface Fa0/0
50.50.50.2/24
Router 0
Interface Fa0/0
20.20.20.1/24
Router 0
Interface Fa0/1
30.30.30.1/24
Router 1
Interface Fa0/0
30.30.30.2/24
Router 1
Interface Fa0/1
40.40.40.1/24
Router 2
Interface Fa0/0
40.40.40.2/24
Router 2
Interface Fa0/1
50.50.50.2/24


3. Aktifkan interface pada setiap Router sesuai IP yang telah ditentukan.




4. Isikan IP pada PC 0 dan PC 1.



5. Lakukan konfigurasi static route pada ketiga router.Isikan ip address yang dituju,subnet mask ip address,dan next-hop ip address.









6. Langkah terakhir lakukan tes apakah kedua PC bisa saling berkomunikasi atau tidak.



7. Jika sudah bisa terhubung seperti pada gambar di atas, maka konfigurasi yang kita lakukan sudah benar.

8. Selesai.


F. TUGAS PENDAHULUAN

 

G. ANALISIS DATA

     Apabila kita menggunakan metode Static Route maka kita harus melakukan routing secara manual, namun apabila kita menggunakan metode Dinamic Route maka kita harus melakukan routing secara otomatis.

H. KESIMPULAN

     Demikian sedikit ulasan dari saya tentang Static Route. Semoga bermanfaat bagi kalian semua, baik ingin dipraktekkan atau hanya untuk referensi. Mohon kritik dan sarannya. Sampai jumpa di postingan saya yang berikutnya. Jangan lupa tetap kunjungi blog saya yaa. Terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.